Free Tail- Heart 1 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Halaman

Minggu, 08 Januari 2012

Perkenalan 30 menit (Cerpen)

Perkenalan 30 menit…



Suatu hari di salah satu kamar di sebuah rumah minimalis yang cukup besar di salah satu sudut kota Jogjakarta. Terlihat seorang gadis manis sedang sibuk dengan laptop Aple(?) biru muda-nya. Di dekatnya sedang duduk manis adiknya, Ray. Gadis itu tampaknya sedang mengerjakan PR. Lalu terdengar suara ketukan pintu…

‘TOK… TOK… TOK…’

‘cklek…’ suara pintu saat pintu dibuka.

“Eh, bunda, masuk dulu bund” kata gadis itu setelah melihat siapa yang ada dibalik pintu tadi, yang ternyata adalah bundanya.
“Lagi ngapain Ag?” Tanya bunda Meryl-bundanya gadis itu-.
“Agni lagi ngerjain tugas, bund. Kenapa?” kata gadis tadi yang ternyata bernama Agni.
“Ray gak ditanya bunda?” kata Ray sambil cemberut.
“Eh,, ada Ray juga toohh” kata bunda Meryl sambil bercanda, sukses membuat Ray tambah menyun.
“Aaaaaaaahhh,, bundaaaa,, gak asik ahh” manja Ray.
“hahahaha” Agni dan bunda Meryl tertawa.
“udah ahh,, cape’ ketawa terus..” seru bunda Meryl.
“Oh iya,, Agni,, besok lusa kamu ikut bunda ya ke arisan kayak biasa” ajak bunda Meryl, tapi lebih ke menyuruh.
“Loh?! Bukannya masih minggu depan ya??” kaget Agni.
“Udah,, gak usah banyak komentar okee” Agni cuma manggut-manggut. Bunda Meryl pun meninggalkan kamar Agni yang dibuntuti oleh Ray.

***
Agni, memiliki nama lengkap Agni Anggara Putri yang memiliki adik bernama Ray, Raynald Anggara Putra. Mereka berdua adalah putri dan putra dari pasangan Riko Anggara dan Meryl Putri #hhazekk:D*plakk. Agni merupakan seorang gadis tomboy berusia 21 tahun yang tertutup masalah cowok, bukan gak laku, banyak kok temen-temen satu kampus bahkan luar kampus Agni yang nembak Agni, tapi Agni tolak dan pasti kata-katanya ‘NO! THANKS!’. Agni sendiri merupakan gadis manis yang sangat cerdas di kampusnya, gak heran donk, kalau dia dikejar-kejar oleh para mahasiswa.
Sampai saat ini pun Agni masih sendiri. Dia benar-benar tak ingin pacaran dulu, karena dia masih teringat dengan masa lalunya dan juga Agni masih ingin konsen untuk sekolah. Berbeda dengan adiknya, Ray, yang merupakan playboy mampus di sekolahnya.
***

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Beda lagi dengan cowok ini. Cowok bergaya rambut harajuku ini baru saja menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga rumahnya. Dia tampak kelelahan, sangat jelas tergambar dari raut wajahnya. Kaos biru muda yang dipakainya tampak basah, sepertinya dia habis main basket. Bermain basket merupakan hobinya sejak kecil.

***
Cowok itu adalah Cakka, lengkapnya Cakka Lionel Damanik. Cakka berusia 23 tahun. Cakka memiliki adik bernama Claudy Larissa Damanik yang biasa dipanggil Acha. Cakka dan Acha merupakan putra dan putri dari pasangan Gabriel Stevent Damanik dan Sivia Azizah. Cakka merupakan cowok polos di kampusnya. Tak bersentuhan sedikitpun dengan cewek. Mungkin banyak yang menyayangkan hal itu, karena otak Cakka dan wajah Cakka di atas rata-rata. Sangat cerdas dan cakep yang pasti. Setiap hari Cakka menggunakan kacamata minusnya.
***

“Kakaaaaaaaaakkk….” Panggil seorang gadis manis.
“Apa dek??” jawab Cakka lemah.
“Makan dulu (bukan bulan puasa ceritanya)”
“Iya, Cha, bentar lagi, kakak mau mandi dulu” tarnyata Acha yang memanggil Cakka.

Perlahan Cakka berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya. Cakka pun memasuki sebuah kamar bernuansa hitam-putih. Ya, itu kamar Cakka. Kamar Cakka tak nampak seperti kamar cowok, karena kamarnya sangat rapi dan bersih. Cakka pun masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Cakka dan mandi #bolehikutgak?*pletak#ampuunn. Beberapa menit kemudian Cakka keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lengkap, kaos putih tanpa lengan (bukan singlet) dan celana selutut berwarna hitam.

Akhirnya Cakka turun dari kamarnya menuju ruang makan yang ada di lantai bawah rumahnya. Sudah duduk Acha, dan kedua orang tua Cakka dan Acha, yaitu ayah Iel dan bunda Via. Mereka telah berkumpul, Cakka meraih kacamatanya yang berada di meja kecil dekat meja makan, dan menggunakannya.

“Siang yah, bund, dek” sapa Cakka.
“Siang kakakku yang paling ganteng” gombal Acha*bletak.
“iyalah, paling ganteng, wong kakakmu kan cuma aku” kesal Cakka.
“Yasudah ayo makan siang dulu” lerai bunda Via.
“Iya iya” jawab Cakka dan Acha bersamaan. Ayah Iel tersenyum #penulismelting.

Akhirnya keluarga Damanik pun makan siang bersama. Terkadang diselingi oleh candaan-candaan yang dibuat oleh Cakka dan Acha. Ayah Iel dan bunda Via juga ikut tertawa.

“Ohiya,, bunda lupa…” seru banda Via.
“Lupa apa bund??” Tanya Cakka polos.
“Kamu jangan motong pembicaraan orang tua” seru ayah Iel. Cakka nyengir.
“Bunda lupa,, besok lusa Cakka nemenin bunda ya, ada arisan” kata bunda Via sambil melihat ke arah Cakka.
“Kan biasanya Acha, bund, yang nemenin bunda arisan” protes Cakka.
“Gak ada ngebantah” seru ayah Iel. Cakka pasrah.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Agni baru saja menyelesaikan PRnya. Tubuhnya ia renggangkan karena terasa sangat lelah. Agni pun mematikan laptop biru muda-nya dan meletakannya di meja belajar yang ada di kamarnya. Setelsh itu Agni beranjak dari meja belajarnya menuju kembali ke tempat tidur yang ber-seprei biru muda dengan polkadot. Agni pun merebahkan tubuhnya di tempat  tidur kesayangannya itu dan mulai memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian Agni membuka matanya. Agni bangun dari tidurnya, lalu berdiri dan berjalan menuju sebuah gitar akustik putih yang terletak di penyangga gitar di salah satu sudut kamarnya. Agni memandangi gitar yang diberikan seseorang padanya dulu.

_FLASHBACK ON_

Terlihat sepasang kekasih sedang duduk di pinggir danau. Sang gadis -Agni- menyandarkan kepalanya di pundak kekasihnya -Rio-, Rio pun memeluk pinggul Agni. Mereka berdua menikmati udara sore yang nyaman.

Terlihat sekilas bahwa wajah Rio menampakkan bahwa Rio sedang dihadapi masalah yang cukup berat, entah apa itu. Perlahan Agni menegakkan tubuhnya dan berbalik menghadap Rio. Agni mengelus pelan pipi Rio, Rio memandang kekasihnya itu dengan tatapan sayu.

“Kamu ada masalah? Cerita sama aku donk” kata Agni lembut. Rio menggeleng pelan sambil berusaha tersenyum.
“Kamu gak bisa bohong sama aku, sudah 3 tahun kita pacaran, aku sudah tau semua sikap kamu” akhirnya Rio menyerah.
“Maafin aku Ag” kata Rio sambil melepaskan tangan Agni yang mengelus pipinya dan menunduk.
“Kenapa minta maaf?” Tanya Agni bingung.
“Aku… Aku… emm,, aku dijodohkan Ag” jawab Rio sambil memalingkan wajahnya.
“Hufft” Agni menghela nafas lalu menunduk. Rio merangkum wajah Agni.
“Maaf Ag. Sebenernya aku gak mau dijodohkan, tapi apa daya Ag, kedua orang tuaku berhutang budi pada orang tua gadis yang dijodohkan padaku” jelas Rio. Agni menatap manik mata Rio yang berada tepat di depan wajahnya. Agni memegang tangan Rio yang sedang memegang wajahnya sambil tersenyum miris.
“Gak papa kok Iio… Kalau boleh tau siapa gadis beruntung yang dijodohkan padamu?” Tanya Agni berusaha tegar.
“Alyssa Saufika Umari” jawab Rio pelan.
“Artis cantik itu sangat beruntung akan mendapatkan kamu Iio” kata Agni sambil melepaskan tangan Rio dari pipinya dan kembali berbalik menghadap danau.

Keheningan terjadi diantara Agni dan Rio. Mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

“Lalu, kira-kira bagaimana hubungan kita untuk selanjutnya?” Tanya Agni tanpa mengalihkan pandangannya.
“Sepertinya kita harus putus” jawab Rio sambil memandangi Agni dari samping.
“Kalau memang itu yang terbaik, aku rela” jawab Agni pelan. Agni menunduk, tak terasa air mata Agni meleleh begitu saja.
“Maafin aku, sayang” kata Rio miris lalu memeluk Agni, Agni pun membalas pelukan Rio.
“Tapi jangan kamu lupain aku ya,, tunggu disini sebentar” kata Rio setaelah melepaskan pelukannya dan beranjak pergi.

Beberapa menit kemudian…

“Agni” Agni menoleh.
“Ini untuk kamu” kata Rio sambil menyodorkan sebuah gitar putih yang dibelakangnya terdapat ukiran ‘RioNi’ kecil.
“Makasih” Agni dan Rio kembali berpelukan.

_FLASHBACK OFF_

Saat ini Agni sedang sibuk-sibuknya kuliah, sehingga sudah sekian bulan ia tak memainkan gitar kesayangannya itu. Gitar yang memiliki begitu banyak kenangan. Akhirnya Agni meraih gitar itu dan membawanya ke tempat tidurnya. Perlahan Agni memetik gitar itu dengan nada yang lembut menggunakan jari-jari lentiknya itu.

Seperti bintang-bintang
Hilang ditelan malam
Bagai harus melangkah
Tanpa ku tahu arah
Lepaskan aku dari
Derita tak bertepi
Saat kau tak disini

Seperti dedaunan
Berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak
Mampu pecahkan karang
Lapaskan aku dari
Derita tak berarti
Saat kau tak disini

Reff:
Saat kau tak ada
Atau kau tak disini
Terpenjara sepi
Ku nikmati sendiri
Tak terhitung waktu
Tuk melupakanmu
Aku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti dedaunan
Berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak
Mampu pecahkan karang
Lepaskan aku dari
Derita tak berarti
Saat kau tak disini

Repeat Reff 2x

Saat kau tak ada
Atau kau tak disini
Terpenjara sepi
Tak terhitung waktu
Tuk melupakanmu
Aku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa

Seperti bintang-bintang
Hilang ditelan malam

Agni menyudahi lagunya dengan air mata yang terus mengalir. Dadanya terasa sesak saat mengingat terakhir kalinya ia bertemu dengan Rio. Agni tak mampu menahan kegundahan hatinya, Ia merasa sangat merindukan sosok pria yang dulu mampu merebut hatinya. Ia sangat ingin bertemu dengan pria itu lalu memeluk tubuhnya. Merasakan hangatnya sentuhan pria tampan itu. Tapi apa daya? Sekarang Rio telah bersama Alyssa, seorang penyanyi yang sedang menjadi incaran banyak artis pria.

Agni menghapus air matanya. Ia bangkit dari duduknya dan meletakkan kembali gitarnya pada tempat asalnya. Agni sangat berharap menemukan seorang pria yang benar-benar mampu meluluhkan hatinya saat ini. Ray, adiknya sebenarnya sudah memperkenalkan Agni kepada banyak lelaki yang merupakan kakak dari teman-temannya, danyang pasti seumuran dengan Agni sendiri.

‘CKLEK’ pintu kamar Agni tiba-tiba terbuka, lebih tepatnya dibuka.

Tampak kepala cowok gondrong menyembul dari balik pintu. Ray. Agni melotot melihat adiknya yang sembarangan masuk ke kamarnya.

“Udah kak,, gak usah melotot… kakak abis nangis, jadi gak bisa melotot, matanya udah bengkak tuh” Ray berjalan mendekati Agni.
“Apaan sih?!” kesal Agni. Tiba-tiba Ray memeluk kakaknya yang sedikit lebih pendek darinya ini.
“Udah kak.. Udah sekian tahun kak Rio ninggalin kakak… Lupain kak Rio!” kata Ray sambil mengelus rambut kakaknya itu.
“Kakak,, kakak,, kakak itu cantik,, seandainya kakak bukan kakak kandung Ray, udah Ray jadiin pacar deh kakak” Agni sontak melepaskan pelukan Ray dan menoyor adik kesayangannya itu.
“Udah deh,, dasar playboy mirip sapi” cibir Agni.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Setelah Cakka makan siang, Cakka pun beranjak menuju kamarnya. Cakka meraih laptop Aple hitam yang bertengger manis di rak buku yang kosong sambil juga mebawa modem yang ada di samping laptopnya. Cakka pun menghidupkan laptopnya dan memasang modemnya. Connect! Cakka langsung meng-klik shortcut Mozilla Firefox yang ada di desktop. Diketikkannya http://facebook.com/ . Cakka lalu log-in cakkanuraga@yahoo.com dengan password ‘cakkacakkacakka’ #jangandicoba,cumangarang. Berhasil!

Cakka Nampak sedikit kaget, karena memang sudah sekitar 3 minggu tidak log-in facebook. Tampak 217 friend request, 85 inbox, 154 notification #emangbisa?anggepaja. Cakka pun meng-accept semua friend request, me-read dan me-reply semua inbox, dan melihat sekilas notif-notif yang ada. Mata Cakka berhenti saat melihat dia di-tag oleh ‘Princess Agtri Anggara’. Cakka pun meng-klik notif itu.

PENANTIAN CINTA SUCI

Terdiam ku dalam hening
Menjerit hati ini dalam diam
Tapi kau tak kunjung datang
Menanti ku hanya menanti

Ridu menyelimutiku
Sayang menemui hatiku
Tapi akankah ada aku di hatimu?
Aku menangis dan menangis

Ikatan cinta adalah surga
Memilikimu adalah anugerah
Tapi takdir berkata lain
Cincin suci telah melingkar di jarimu

Sekian lama ku sendiri
Hanya menanti dirimu
Tapi takdir tetaplah takdir
Orang tua tetaplah utama

Biarlah cukup cintamu dihati
Kaulah yang selalu ku sayang
Dewa cinta yang dihatiku
Bahagialah dengan cintamu yang baru

With Love: Agni Anggara

#puisi ini bukan bikinan writer, tapi bikinan Phinz Khairun Hisan#

Cakka tersenyum membaca puisi itu. Tampak dari nama pembuatnya adalah seorang wanita, Cakka ingin mengenal wanita itu. Cakka pun nge-like catatan itu lalu Cakka beranjak menuju kotak comment.

Good poem, girl J
Ungkapan hati ya?

Lalu enter.
Cakka menunggu balasan. Tapi setelah cukup lama menunggu, tidak ada balasan. Ternyata sang pemilik puisi tidak Online. Cakka pun off. Cakka kembali meletakkan laptopnya yang sudah mati itu di tempat semula.

Cakka merbahkan tubuhnya di tempat tidur. Cakka menatap langit-langit kamarnya. Masih terasa jelas keinginan Cakka untuk berkenalan dengan wanita yang menulis puisi tadi. Agni Anggara! Nama itu yang sekarang ada di pikiran Cakka.

Cakka kembali tersenyum. Cakka bangkit dan meraih gitar hitam yang ada di samping tempat tidur Cakka. Dengan senyum yang mengembang, Cakka memetik senar gitarnya.

Bila cinta, menggugah rasa
Begitu indah, mengukir hatiku
Menyentuh jiwaku
Hapuskan, semua gelisah

Duhai cintaku, duhai pujaanku
Datang padaku, dekat diampingku
Ku ingin hidupku
Selalu, dalam peluknya

Reff:
Terang saja, aku menantinya
Terang saja, aku mendambanya
Terang saja, aku merindunya
Karna dia, Karena dia begitu indah

Duhai cintaku, pujaan hatiku
Peluk diriku, dekaplah jiwaku
Bawa ragaku, melayang
Memeluk bintang

Terang saja, aku menantinya
Terang saja, aku mendambanya
Terang saja, aku merindunya
Karena dia… karena dia…
Karena dia… karena dia… begitu indah…

Cakka tersenyum puas setelah menyanyikan lagunya. Cakka memeluk gitarnya sambil menatap lurus ke arah balkon kamarnya. Rasanya ia ingin segera bertemu dengan gadis bernama Agni Anggara. Beberapa menit kemudian, Cakka meletakkan gitarnya ke tempat semula lalu merebahkan kembali tubuhnya lalu memeluk guling yang berada tepat di sampingnya lalu terlelap.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

2 hari kemudiaan…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Agni sedang berganti pakaian untuk menemani bunda Meryl pergi ke arisan. Agni mengganti pakaiannya dengan simple blouse warna lavender dan celana jins ¾ dengan rambut yang digelung asal-asalan. Bunda Meryl masuk ke kamar Agni dan sangat kaget melihat penampilan Agni.

“Agni!!! Apa-apaan kamu?! Pake baju kayak gitu, mau ngelamar jadi preman?” cerocos bunda Meryl.
“Ihh, bunda apaan sih? Lagian kan Cuma nemenin ke arisan ini” jawab Agni sambil meringis.
“Gak ada alasan, kamu ganti pake baju ini sama sepatu ini, kalo sudah selesai bilang sama bunda” kata bunda Meryl sambil memberikan dress selutut berwarna putih dan high heels berwarna senada. Agni menerimanya dengan malas.
“Heuh.. iya iya”

Beberapa menit kemudian Agni memanggil bunda Meryl. Bunda Meryl pun menghampiri Agni. Ditatapnya takjub putri kesayangannya ini. Agni tampak manis. Mungkin hanya sedikit yang kurang dari penampilan Agni, yaitu make-up dan tatanan rambut. Dengan cekatan Bunda Meryl mendorong tubuh Agni hingga berada di meja riasnya. Bunda Meryl tampak sedikit shock, gara-gara di meja rias Agni hanya ada bedak biasa dan lip balm yang masih utuh.

“Agni! Apa-apaan kamu ini?! Kok gak ada alat make-up yang bener sih… cewek kok Cuma punya bedak sama lip balm?!” Agni Cuma cengengesan. Bunda Meryl pun meluncur ke kamarnya dan mengambil beberapa alat make-up yang dibutuhkan.

Sampai di kamar Agni, bunda Meryl langsung merombak wajah Agni(?). Beberapa menit kemudian, wajah Agni sudah tampak sangat cantik, make-up yang diapakai sangat natural.

Agni dan Bunda Meryl pun berangkat menuju tempat tujuan.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Cakka tengah bersiap di kamarnya. Cakka menggunakan celana jins longgar hitam, kaos ungu, jaket putih, dan tak lupa topi NY ungu dikepalanya, kalo sepatu sih seperti biasa, kets putih. Bunda Via mengetuk kamar Cakka.

‘TOK… TOK… TOK…’

“masuk aja, gak dikunci kok” teriak Cakka #gaksopan!

‘CKLEK…’ Reaksi bunda Via saat melihat Cakka tak jauh beda dengan reaksi bunda Meryl saat melihat penampilan Agni.

“Pake ini! Gak ada bantahan…” teriak bunda Via sambil memberikan setelan jas berwarna putih.
“Ih.. bundaaa” bunda Via melotot. Cakka langsung masuk kamar mandi dan berganti baju.

Beberapa saat kemudian Cakka keluar dari kamar mandi, tapi topi NY ungunya dipake lagi sama Cakka, alhasil bunda Via melotot lagi #kakvichubjanganmelototmulu. Bunda Via langsung menghampiri Cakka dan melepas topi NY yang dipakai Cakka.

“Nah, kan kalo gini tambah cakep” Cakka manyun mati-matian(?).
“Iya iya… lagian mau ngapain sih? Cuma arisan ini” Tanya Cakka.
“Udah ikut aja” jawab bunda Via langsung menarik tangan Cakka.

Cakka dan bunda Via pun berangkat ke tempat tujuan.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Disebuah rumah yang tampak mewah, terlihat situasi yang sangat sibuk. Sepertinya aka nada sebuah acara penting yang akan digelar. Tapi kalo diintip kedalam, seperti ada pelaminan kecil yang sudah dihias sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah. Background-nya putih dan biru. Tampak sangat dinamis(?), siapapun yang melihatnya pasti tepesona.

Sekitar sepuluh menit kemudian, ada 2 buah mobil yang datang bersamaan, tapi masuk dari pintu yang berbeda, sehingga sampai di depan teras rumah mewah itu berhadapan. Dari kedua mobil yang sangat mewah itu keluarlah 2 orang wanita paruh baya yang tampil cantik, meskipun simple, yang satu menggunakan jilbab, sedangkan yang satunya lagi tidak. Lalu diikuti dengan keluarnya seorang gadis cantik bergaun putih dan seorang pria muda nan tampan berjas putih. Orang-orang yang melihat semua itu hanya terbengong-bengong melihat apa yang ada di hadapannya saat ini. Sepasang prince dan princess. Gadis dan pria itu menatap wanita paruhbaya disampingnya, dengan tatapan bingung. Sampai 2 wanita paruh baya itu mengajak masuk putra dan putrinya masing-masing.

“Bunda,, katanya ada arisan, kok ini kayak kawinan sih??” Tanya gadis tadi, yaitu Agni.
“Ehm,, emang ada kawinan sayang” jawab bunda Meryl.
“Siapa yang mau dikawinin bund?”
“Kamu” jawab bunda Meryl santai.
“HUAAPPAAAA???!!!” Agni shock.
“Sama siapa bund?” lanjut Agni yang masih shock.
“Sama laki-laki yang ada di samping kamu” jawab bunda Meryl santai, Agni langsung menoleh ke sampingnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Cowok ganteng itu masih bingung dengan keadaan di sekitarnya. Dia berfikir, katanya ke acara arisan, tapi kok kayak ada yang nikah ya? Begitu kira-kira apa yang ada di pikiran cowok ganteng ini.

“Bunda,, ini acara arisan sekalian kawinannya temen bunda ya?” Tanya Cakka, cowok ganteng itu.
“Udah diem aja” tegas bunda Via.

Cakka sedikit kesal dengan jawaban bundanya. Cakka pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah yang didatanginya. Terlihat ada guci-guci antik yang cantik, ada juga bunga-bunga hias yang terbuat dari kaca warna-warni(?). Cakka terus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Pandangan Cakka berhenti dan tiba-tiba jantungnya berdetak cepat.

Apa yang Cakka lihat?

Ada satu pigura berukuran super besar yang berisi editan foto Cakka dan seorang gadis manis yang tidak Cakka kenal, tetapi seperinya Cakka tau siapa gadis itu. Pose yang sama persis, yaitu, sedang berfoto di pantai dengan warna baju yang sama, yaitu warna putih. Lalu ada dua buah pigura yang ukurannya lebih kecil dan letaknya sedikit ke bawah. Satu pigura berisi editan foto Cakka dan gadis manis tadi sedang bermain gitar, sedangkan satu pigura lainnya berisi foto Cakka dan gadis yang sama sedang latihan basket dan melakukan lay-up, tapi tidak berhadapan (punggung-punggungan gitu deh pokoknya) (ngerti kan? Iya aja deh).

Cakka sangat shock dengan apa yang dia lihat. Cakka juga bingung.

‘Siapa gadis itu? Manis sih, tapi kan tetep aja gak kenal’ batin Cakka samba terus menatap foto gadis itu.

Bunda Via sepertinya menyadari kalau Cakka menatap foto di dinding. Bunda Via pun tersenyum senang.

“Gak usah diliatin aja, ayo langsung ketemu sama orangnya. Labih cantik deh” kata bunda Via sambil sedikit menggoda.
“Hah? Bunda, tapi sebenernya siapa gadis itu? Cakka kan gak kenal” protes Cakka.
“Sudah, ayo ikut bunda” bunda Via langsung menarik tangan Cakka ke salah satu ruangan di rumah megah itu.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Agni langsung ditarik bunda Meryl menuju sebuah kamar bernuansa krem, yang memberikan kesan glamour. Agni sangat kaget karena disana sudah ada yanda Riko dan adiknya, Ray. Agni juga bingung, karena juga ada pria seumuran dengan yandanya dan ada seorang gadis seumuran dengan Ray.

“Loh?! Kok ada yanda sama Ray disini??” Agni masih shock.
“Kan kamu mau dinikahin sayang” yawab yanda Riko.
“Ray! Gue yakin loe pasti udah tau rencana ini! Kenapa loe gak bilang, hah?!” Tanya Agni garang sambil berkacak pinggang.
“Hehe,, kan disuruh sama bunda sama yanda juga” jawab Ray sambil cengengesan.
“Huaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” Agni berteriak histeris, lalu berjalan ke arah pintu. Tapi saat di pintu…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Waw! Gadis ini kan?!

Cakka sempat terbengong dengan gadis yang ia jumpai di pintu ruangan tempat ia ditarik oleh bunda Via. Terlihat sangat anggun dan mempesona. Siapa lagi kalau bukan Agni. Tapi sayangnya Cakka tak mengenal Agni

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Cakka dan Agni saling bertatapan. Cakka sangat terpesona dengan kacantikan Agni. Agni pun terpesona dengan ketampanan Cakka. Tiba-tiba suasana sangat hening. Tak ada yang berbicara.

“Ehm…” Dehem yang disengaja oleh bunda Via dan bunda Meryl #mengganggu!*plakk. Cakka dan Agni pun tersadar dari lamunannya.
“Ah?” reflek Cakka dan Agni #jodoh*pletak.
“Udah,, masih belom muhrim” yanda Riko menyadarkan.
“Eh?” #ahehahehmulu! Cakka dan Agni saling tertunduk.

“Oh iya, kalian udah saling kenal?” Tanya ayah Iel.
“Loh? Ada ayah sama Acha juga?” Cakka kayak orang linglung #._.v
“Iyalaaahh kak,, udah liat Acha duduk disini, masih pake nanya lagi” Acha kesal lalu menggembungkan pipinya.
“Idihh,, gitu aja ngambek” kata Cakka.

“Sudah-sudah… Ehm(berdehem)… sebenarnya kalian yang kami jodohkan” kata yanda Riko.
“Haaahh?!” kaget Agni dan Cakka. Ray dan Acha sontak menutup telinga masing-masing.
“Kalian lebay dehh” kesal Acha.
“Tau tuh,, tinggal kawin doank kok repot” kata Ray sok gak penting sama acara.
“Emang loe piker, nikah itu sembarangan hah??!” Agni melotot ke arah Ray.
“Idihh,, kak,, daripada marah-marah buruan aja dah nikahnya,, udah itu bikin dedek(?)” wajah Agni memerah, bukan karena malu tapi karena marah.
“RAAAAAAAA… mmpphhmmphh” Agni mau berteriak, tapi keburu mulutnya dibekep sama Cakka, alhasil Agni meronta-ronta.

Lalu Agni, Cakka, Ray, Acha, bunda Meryl, bunda Via, yanda Riko, dan ayah Iel berjalan keluar. Mereka berjalan menuju ruang tengah yang telah dihias sedemikian rupa sehingga menjadi ruangan yang cantik. Terdapat satu buah meja di tengah ruangan, dengan 3 kursi mengelilinginya(?).

Akad nikah pun dimulai.

“Saya terima nikahnya Agni Anggara Putri dengan mas kawin tersebut tunai” ucap Cakka lancer setelah penghulu mencontohkan.
“SAAAAAAAAHH” koor para undangan. Agni menunduk. Bunda Meryl dan Bunda Via menghampiri Cakka dan Agni, sedangkan Ayah Iel menghampiri Yanda Riko.

“Ayo Agni, cium punggung tangan suamimu” suruh Bunda Meryl. Agni hanya mengangguk, dan mencium tangan Cakka. #CGL?Tumpengan
“Cakka, ayo cium kening istrimu” suruh Bunda Via. Cakkapun menark belakang kepala Agni pelan dan mencium keningnya.

Cakka dan Agni dibawa ke taman belakang rumah itu, yang ternyata sudah ada pelaminan sederhana yang sangat cantik. Ya, resepsi pernikahan dilaksanakan saat itu juga. Dengan nuansa putih-ungu pelaminan sederhana ini menjadi sangat menarik.

Cakka dan Agni duduk bersanding di kursi pelaminan itu, meskipun marasa canggung, tapi toh mereka berusaha untuk tetap terlihat hangat. Setelah beberapa jam menemani para undangan sambil bersalam-salaman, akhirnya resepsi pernikahannya telah selesai.

Cakka dan Agni diajak ke ruang keluarga yang berada di lantai 2 rumah itu.

“Cakka, Agni. Ini adalah rumah kalian, dan kalian akan tinggal disini” kata Ayah Iel.
“Yang bener Yah??” Cakka tampak ragu.
“Iya sayang, bunda dan semuanya sudah menyiapkan semuanya untuk kalian.” Kata bunda Via.
“Iya, Nak Cakka, kamu gak perlu miir lagi nanti makannya gimana. Agni jago masak kok, gak usah diraguin lagi.” Jelas bunda Meryl.
“Mobil kalian udah di garasi kalau kalian mau pergi” tambah Yanda Riko.
“Yasudah, Kamar kalian di sebelah sana” kata Ayah Iel sambil menunjuk sebuah pintu kamar. Agni dan Cakka mengangguk pasrah.
“Yaudah,, kami pulang dulu” pamit Bunda Via, Bunda Meryl, Ayah Iel, dan Yanda Riko. Ayah Iel dan Yanda Riko mendekati Cakka.
“Langsung tancap*plakk” bisik Ayah Iel dan Yanda Riko. Cakka yang mengerti maksudnya hanya tersenyum kecil.

Cakka dan Agni langsung masuk ke dalam kamar mereka yang sekarang. Cakka dan Agni sempat bertatapan sejenak. Tatapan mereka menggambarkan kebingungan mereka.

“Ahh, gerah deh.” Agni berjalan memasuki kamar mandi yang ada di kamar tidur mereka.
“Hmm,, Ag,, ni…” Cakka memanggil Agni dengan ragu. Agni menoleh.
“Apa?” tanyaya.
“Sini deh” panggil Cakka.
“Boleh aku memelukmu?” Tanya Cakka.
“Ya tentu saja, saat ini aku adalah istrimu,, sah untukmu.” Jawab Agni sambil tersenyum.

Cakka pun memeluk Agni erat. Baru kali ini ia merasakan pelukan yang lembut dengan seorang wanita selain bundanya. Agni pun membalas pelukan Cakka dengan erat.

Entah mulai kapan bibir mereka berpangutan. Tangan Cakka pun bergerilya di tubuh Agni. Perlahan Cakka membuka resluiting dress Agni. Agni hanya pasrah sambil terus memeluk Cakka. Perlahan Cakka menarik Agni kea rah kasur King Bed, dan mendorongnya hingga telentang, tapi tidak! Cakka langsung menindih Agni.

Beberapa menit kemudian, pakaian yang dipakai oleh Cakka dan Agni telah berhamburan entah kemana. Cakka dan Agni pun telah berada di balik selimut lembut. Hanya terkadang terdengar desahan-desahan yang membuat orang yang mendengarnya ‘naik’. Entah, bagian tubuh mana saja yang telah Cakka jelajahi.

“Engghhhh,, Sssshhh… Aaaaagghh” Desah Agni. Cakka semakin bersemangat ‘mengerjai’ Agni.




Follow: @princess_NRG
Add: Meryl Astried C-Luvers NrgEkada

Tidak ada komentar: